Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia || Kurikulum pendidikan anak usia dini
memiliki karakteristik yang berbeda dengan kurikulum satuan pendidikan persekolahan. Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD
adalah:
Mengoptimalkan perkembangan anak.
Perkembangan anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik,
kognitif, bahasa, sosial emosional,
dan seni distimulasi secara seimbang agar seluruhnya mencapai perkembangan yang optimal. Perkembangan teroptimalkan bila kebutuhan anak terpenuhi secara utuh
Kurikulum harus mendukung terlaksananya
layanan holistik-integratif dengan memadukan layanan pendidikan, gizi, kesehatan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan anak. Penerapan Kurikulum 2013 PAUD diawali dengan melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK). Deteksi dini
diperlukan untuk mengetahui apakah
seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Hasil deteksi dini tumbuh kembang seorang
anak menjadi dasar untuk memberikan
stimulasi dan intervensi yang tepat sesuai dengan perkembangannya. Stimulasi dan intervensi tersebut dituangkan ke
dalam program-program kegiatan untuk
menunjang kemajuan perkembangan anak.
Pelaksanaannya dilakukan bekerja sama dengan layanan kesehatan dasar di Posyandu atau tempat layanan
kesehatan lainnya. Hal penting
lainnya bahwa Kurikulum PAUD bersifat inklusi dalam arti menghargai keberagaman kemampuan anak, baik secara fi sik maupun mental tanpa harus membandingkan satu
dengan lainnya. Terkait dengan
pemahaman tersebut penerapan kurikulum bersifat individual disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak walaupun penyusunan rencana pembelajarannya
disusun untuk kelompok.
Menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan
saintifik dalam pemberian
rangsangan pendidikan.
Dalam model pembelajaran tematik mengakomodasi pengenalan
konten nilai agama dan moral, alam,
kehidupan, manusia, budaya, dan simbol melalui kegiatan yang terpadu dan kontekstual untuk mewujudkan kematangan selaras dengan lingkup perkembangan.Satu tema dapat dikembangkan menjadi subtema, atau sub-subtema dengan memperhatikan kedalaman, keluasan, ketersediaan sumber, dan tingkat perkembangan anak. Pembelajaran tematik disampaikan melalui
prosedur pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dan habituasi.
Mengacu pada prinsip diversifi kasi dalam pendidikan,
tema dalam kurikulum 2013 PAUD tidak
ditetapkan secara sentralistik, tetapi dipilih dan ditetapkan oleh satuan PAUD disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana lembaga PAUD. Pengembangan tema mempertimbangkan prinsip-prinsip (1) kemenarikan, (2) kedekatan,
(3) kesederhanaan, dan (4)
keinsidentalan. Proses pembelajaran
dengan pendekatan saintifi k dan pembiasaan dilaksanakan
dalam suasana menyenangkan. Bermain
dilaksanakan dalam suasana belajar,
sehingga ada kebebasan anak untuk mengembangkan
gagasan, bereksplorasi, tanpa melanggar aturan bersama.
Menggunakan penilaian otentik dalam memantau perkembangan
anak.
Dalam penerapan kurikulum 2013 PAUD penilaian menggunakan pendekatan otentik. Penilaian mengukur kemajuan perkembangan yang
dicapai anak setelah mengikuti
program yang dirancang dalam
kurikulum.Penilaian dilaksanakan secara
berkelanjutan untuk mendapatkan data perkembangan
yang dimunculkan anak pada saat erkegiatan
atau melalui karya yang dihasilkannya. Hasil
penilaian disampaikan berupa laporan perkembangan
yang ditulis secara deskripsi yang menggambarkan
capaian perkembangan anak. Hasil
penilaian digunakan sebagai bahan laporan kepada
orang tua dan sebagai masukan untuk ditindaklanjuti
pada kegiatan selanjutnya.
Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran.
Kurikulum PAUD menempatkan orang tua sebagai partner dalam mendidik. Pelibatan orang tua diyakini
menjadi bagian penting dalam proses
pembelajaran dan mendorong keberhasilan anak di jenjang pendidikan berikutnya. Satuan PAUD seharusnya memfasilitasi pelaksanaan program keorangtuaan dalam berbagai bentuk kegiatan. Program pengasuhan terprogram menjadi keharusan bila satuan PAUD
memberikan layanan program untuk anak
usia 4-6 tahun tetapi jumlah jam pertemuannya
kurang dari 900 menit (15 jam) dalam satu minggu.
Program pengasuhan menggenapkan kekurangan jam
pertemuan belajar dalam satu minggu dilaksanakan oleh orang tua di rumah. Pengasuhan terprogram disusun guru bersama orang tua. Di samping orang tua biologis, Kurikulum
PAUD juga melibatkan orang-orang dewasa yang ada di lingkungan anak.
Pendidik bukan satusatunya sumber
belajar yang memfasilitasi anak belajar, dan kelas bukan satu-satunya tempat anak belajar. Anak dapat belajar di dalam, di
luar, di kebun dan di semua tempat
yang memungkinkan untuk mengenal, benda,
tumbuhan, orang, tempat, atau kejadian. Anak dapat belajar dari pendidik, orang tua, sumber lain,
buku, dan sebagainya. Bahan ajar dan alat
peraga diambil dari lingkungan. Pembelajaran yang demikian lebih menghargai proses dari pada hasil
semata. Untuk pelaksanaan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik kurikulum PAUD yang paling utama diperlukan perubahan pola pikir dan pola kerja
pendidik.
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi.
Dalam rangka pembangunan pendidikan, setiap
daerah memerlukan pendidikan yang
sesuai dengan karakteristik daerah. Kurikulum
sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan
dan diimplementasikan secara kontekstual
untuk merespon kebutuhan daerah dan
anak di masa kini dan masa mendatang.
Kurikulum nasional yang ditetapkan
dalam Permendikbud Nomor 146 Tahun
2014 bersifat rujukan yang harus dikembangkan
menjadi kurikulum operasional oleh
satuan pendidikan agar sesuai dengan ondisi
dan kekhasan potensi daerah.
Demikian sajian informasi mengenai Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia yang dapat disampaikan. Semoga Bermanfaat !!!
Labels:
PAUD
Thanks for reading Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia. Please share...!
0 Komentar untuk "Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia"
Your comment for me, please!