Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 || Model-model pembelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013
yang distandarkan meliputi (1) Model Penyingkapan yaitu siswa menemukan,
mencari, dan meneliti yang meliputi discovery learning dan inquiry
learning, (2) Model Problem Based Learning, (3) Model Project Based
Learning (PjBL) dan (4) Model Production Based Training (PBT).
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/ taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).
Untuk memahami keempat Model Pembelajaran tersebut berikut disajikan kutipkan
materi yang tertuang dalam pedoman penerapan berbagai sintax yang telah
dirumuskan Kemendikbud sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran
Discovery dan Inquiry Learning
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi
bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental
process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert B. Sund
dalam Malik, 2001:219).
Sintak model Discovery Learning
- Pemberian rangsangan (Stimulation);
- Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
- Pengumpulan data (Data Collection);
- Pembuktian (Verification), dan
- Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
- Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice &Wells, 2003).
- Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.
- Orientasi masalah;
- Pengumpulan data dan verifikasi;
- Pengumpulan data melalui eksperimen;
- Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
- Analisis proses inkuiri.
2. Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
PBL merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai
kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta
lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan
kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam
menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian
konsep High Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar,
mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan (Norman and Schmidt).
Sintak model Problem Based Learning dari Bransford
and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
- Mengidentifikasi masalah;
- Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan;
- Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
- Melakukan tindakan strategis, dan
- Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
- Merumuskan uraian masalah.
- Mengembangkan kemungkinan penyebab.
- Mengetes penyebab atau proses diagnosis.
3. Model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Model pembelajaran PJBL merupakan pembelajaran dengan
menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi,
pertanyaan menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan
kompetensi yang dilakukan secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah
(Barel, 2000 and Baron 2011).
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/ taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).
Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based
Learning, meliputi:
- Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
- Mendesain perencanaan proyek;
- Menyusun jadwal (Create a Schedule);
- Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project);
- Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
- Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
4. Model Production Based
Training (PBT)
Di samping tiga model pembelajaran di atas, di SMK dapat
digunakan model Production Based Training (PBT)untuk mendukung
pengembangan Teaching Factory pada mata pelajaran pengembangan produk
kreatif. Model Pembelajaran Production Based Training merupakan proses
pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi, dimana peserta
didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti
aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan
dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca
produksi. Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT adalah untuk menyiapkan
peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi
teknis serta kemampuan kerjasama sesuai tuntutan organisasi kerja.
Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based
Trainning meliputi:
- Merencanakan produk;
- Melaksanakan proses produksi;
- Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
- Mengembangkan rencana pemasaran. (G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).
- Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai berikut.
Siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca,
menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu
objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara
lain observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data,
menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan
internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati
adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah
Menanya
Siswa mengungkapkan yang ingin diketahuinya baik yang
berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan
menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa
yang belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru,
narasumber, siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru
hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan
secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk
tetap aktif dan gembira. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat
hipotesis. Hasil belajar dari kegiatan menanya adalah siswa dapat
merumuskan masalah dan merumuskan
Mengumpulkan Data
atau Mencoba
Siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan
disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca
buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen),
wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan
mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis.
Mengasosiasi,
Siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik
dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data
antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung,
membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan
sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data
misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan
hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat
ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna
dalam menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan
pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa
dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.
Mengomunikasikan,
Siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari
kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi
yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk
diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana
dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatan
mengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan
mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.
Kelima langkah PBT itu, bukan prosedur tetap atau
langkah-langkah proses belajar yang harus berurutan secara baku. Guru boleh
memvariasikannya sebagai pengalaman beraktivitas yang siswa lalui untuk
mewujudkan target pencapaian kompetensi yagn diharapkan.
Demikian sajian informasi mengenai Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yang dapat disajikan pada
kesempatan ini.
Semoga Bermanfaat !!!
Labels:
Pendidikan
Thanks for reading Inilah Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Please share...!
0 Komentar untuk "Inilah Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013"
Your comment for me, please!